Jumat, 01 Oktober 2010

PRAKTIKUM AGEN PENYAKIT (PEMERIKSAAN SPUTUM)


BAB I
PENDAHULUAN
   I.1 Latar Belakang  
Tuberculosis ( TBC atau TB ) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Microbacterium tuberculosa . Bakteri ini merupakan bakteri basil (bakteri berbentuk batang) yang dapat bertahan hidup lama dan tahan terhadap asam. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru-paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
Tanda-tanda orang yang dicurigai terkena penyakit TBC yaitu secara umum dapat dilihat dari gejalanya terlebih dahulu yaitu, demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Gejala yang lain adalah serangan demam, influenza kronis yang bersifat hilang timbul, penurunan nafsu makan, batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah), perasaan tidak enak (malaise), serta badan yang selalu lemah. Namun, perlu diketahui bahwa tidak selalu batuk kronis disebabkan karena TBC. Dapat dipastikan penderita TBC mengalami penurunan berat badan yang drastis. Untuk memberikan kepastian, maka orang tersebut harus diperiksa lebih lanjut dan dipastikan dengan pemeriksaan laboratorium dan foto rontgen .
            Tuberkulosis sangat berbahaya jika tidak segera diobati karena diperkirakan bahwa 50% penderita akan meninggal setelah 5 tahun tanpa pengobatan, 25% akan sembuh dengan daya tahan tubuh yang tinggi sedangkan  sisanya sebagai kasus kronik yang tetap menular. 
   I.2 Prinsip Percobaan
Ø  Pewarnaan : Didasarkan pada sifat kimiawi dalam sel yaitu zat warna yang bersifat asam akan bereaksi dengan komponen sel yang bersifat alkalis demikian pula sebaliknya, sehingga menghasilkan warna pada sel.
Ø  Mycobacterium tuberculosis yang bersifat asam diwarnai dengan pengecatan tahan asam yang menghasilkan warna akhir bakteri merah dan bentuk batang. Bakteri ini dapat diamati dengan pembesaran 1000 kali.
Mikroskopik, dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen dapat dilakukan identifikasi bakteri tahan asam, dimana bakteri akan terbagi menjadi dua golongan:
·         Bakteri tahan asam, adalah bakteri yang pada pengecatan ZN tetap mengikat warna pertama, tidak luntur oleh asam dan alkohol, sehingga tidak mampu mengikat warna kedua. Dibawah mikroskop tampak bakteri berwarna merah dengan warna dasar biru muda.
·         Bakteri tidak tahan asam, adalah bakteri yang pada pewarnaan ZN, warna pertama, yang diberikan dilunturkan oleh asam dan alkohol, sehingga bakteri akan mengikat warna kedua. Dibawah miskroskop tampak bakteri berwarna biru tua dengan warna dasar biru yang lebih muda.

  I.3 Tujuan Percobaan
         Tujuan dari percobaan ini adalah :
Ø  Mengidentifikasi basil tahan asam (Mycobacterium tubercolusis) pada sputum,
Ø  Menentukan jumlah basil yang terdapat di dalam sampel, dan
Ø  Menentukan tingkat keparahan dan tingkat penularan penderita.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Penyakit tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang menyerang paru-paru, penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium Tuberkulosis. Miko bakteria adalah bakteri aerob, berbentuk batang, yang tidak membentuk spora. Walaupun tidak mudah diwarnai, jika telah diwarnai bakteri ini tahan terhadap peluntur warna (dekolarisasi) asam atau alkohol, oleh karena itu dinamakan bakteri tahan asam atau basil tahan asam.
Apabila seseorang sudah terpapar dengan bakteri penyebab tuberkulosis akan berakibat buruk seperti menurunkan daya kerja atau produktivitas kerja, menularkan kepada orang lain terutama pada keluarga yang bertempat tinggal serumah, dan dapat menyebabkan kematian.
Pada penyakit tuberkulosis jaringan pang paling sering diserang adalah paru-paru (95,9 %). Cara penularan melalui ludah atau dahak penderita yang mengandung basil tuberkulosis paru. Pada waktu batuk butir-butir air ludah beterbangan diudara dan terhisap oleh orang yang sehat dan masuk kedalam parunya yang kemudian menyebabkan penyakit tuberkulosis paru (TB Paru).
Mycobacterium Tuberkulosis dapat tahan hidup diudara kering maupun dalam keadaan dingin, atu dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es. Ini dapat terjadi apabila kuman berada dalam sifat dormant (tidur). Pada sifat dormant ini kuman tuberkulosis suatu saat dimana keadaan memungkinkan untuk dia berkembang, kuman ini dapat bangkit kembali.
Pada penderita tuberkulosis paru apabila sudah terpapar dengan agent penyebabnya penyakit dapat memperlihatkan tanda-tanda seperti dibawah ini:
  • Batuk-batuk berdahak lebih dari dua minggu.
  • Batuk-batuk mengeluarkan darah atau pernah mengeluarkan darah.
  • Dada terasa sakit atau nyeri.
  • Terasa sesak pada waktu bernafas.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Agen Penyakit menganai bakteri  dilaksanakan pada hari Minggu, 10 Mie 2009, pukul 09.00 sampai 12.00, yang bertempat di Laboratorium Terpadu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Makassar.

III. 2 Alat
Ø  Mikroskop binomekuler
Ø  Objek glass
Ø  Ose
Ø  Pasir lisol
Ø  Penjepit tabung
Ø  Label
Ø  Spidol
Ø  Lampu spiritus
Ø  Pipet tetes

III. 3 Bahan
Ø  Larutan Carbol fuchsin 0,3 %
Ø  Larutan Methylein blue 0,3 %
Ø  HCl alkohol 3 %
Ø  Sputum/dahak
Ø  Aquades atau air kran



III. 4 Prosedur Kerja
A.    Teknik pembuatan preparat
Ø  Buat pola pada objek glass dengan ukuran 2 x 3 cm
Ø  Objek glass 1 dan 2 direkatkan satu sama lain dengan menggunakan penjepit tabung
Ø  Pijarkan ose hingga ujungnya berwarna merah
Ø  Dinginkan ose tersebut, kemudian ambil sampel sebanyak satu mata ose
Ø  Taruh sampel pada objek glass, kemudian ratakan sesuai pola yang telah dibuat. Setelah selesai masukkan ose ke dalam pasir lisol, goyangkan untuk melepaskan partikel yang melekat pada ose.
Ø  Tempelkan label pada objek glass, kemudian lepaskan objek glass berpola
Ø  Pijarkan objek glass agar sampel (sputum) tersebut melekat pada objek glass.

B.     Cara pengecatan
Ø  Sediaan dicat dengan Carbol fuchsin sampai menutupi seluruh permukaan objek
Ø  Dengan api kecil, kaca objek dipanasi dari bawah sampai zat warna menguap (tidak boleh mendidih) dilakukan 3 x selama 5 menit.
Ø  Zat warna dibuang dan dicuci dengan air, kemudian dilunturkan dengan HCl alkohol 3 % sampai semua zat warna terlepas dari sediaan.
Ø  Sediaan dicuci dengan air kemudian dicat dengan Methylein selama 20 detik.
Ø  Sediaan dicuci dengan air, keringkan, periksa / amati di bawah mikroskop





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Data Pengamatan


LABORATORIUM TERPADU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN





Keterangan :

  1. Latar
  2. Basil Tahan Asam

Gambar                  :
Bentuk                   :
Preparat                 :
Penataan                :
Pembesaran            :

Sumber : Data hasil praktikum Basil Tahan Asam (BTA)

IV.2 Pembahasan
                  Berdasarkan data (gambar) hasil pemeriksaan dapat kita lihat bahwa pada dahak yang kita teliti ditemukan basil. Ditemukannya basil ini menunjukkan bahwa sampel yang kita teliti positif terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis pada gambar berbentuk batang (basil) berwarna merah jambu dan tidak terlalu banyak, sehingga tidak menyulitkan kita untuk menghitung jumlah basil pada sampel dalam satu lapangan pandang.
                  Mycobacterium tuberculosis ini berwarna merah jambu karena telah dilakukan pewarnaan sebelumnya dengan Carbol fuchsin. Pewarnaan ini mempermudah kita membedakan basil dengan bukan basil.
Setelah melakukan penghitungan jumlah basil pada satu lapangan pandang diperoleh jumlah basil adalah > 10 dalam satu lapangan pandang. Hal ini menunjukkan bahwa sampel tersebut  masuk dalam kelompok positif 3 (+++).
















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 KESIMPULAN
                   Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan ini dapat kita simpulkan bahwa pada sampel ditemukan basil tahan asam ( Mycobacterium tuberculosis). Ditemukannya jumlah BTA > 10 dalam satu lapangan pandang menunjukkan bahwa tingkat keparahan dan tingkat penularan penderita masuk dalam positif 3 (+++) berdasarkan skala IUATLD.

V.2 SARAN
Ø  Sebelum melaksanakan pemeriksaan sebaiknya terlebih dahulu di arahkan untuk mencuci tangan dan begitu pula sesudah pemeriksaan.
Ø  Tidak lengkapnya alat-alat, sehingga praktikum tidak dapat berjalan lancar dan mahasiswa tidak dapat melakukan praktek secara perseorangan.
Ø  Ruangan laboratorium kurang memadai, sehingga terasa sesak ketika melakukan praktek.












DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 1997. Pedoman Penyakit Tuberkulosis dan Penanggulangannya. Dirjen P2M dan PLP, Jakarta.
Kusnindar, 1990. Masalah Penyakit tuberkulosis dan pemberantasannya di Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran, Jakarta.
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1994. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi revisi. Jakarta: Binarupa Aksara.
.